hhmm…
berhubung ini februari dan indentik dengan hari kasih sayang,tidak ada salahnya juga donk ak coba ngeblog sesuatu yang berhubungan dengan hal yang namanya “Valentine Day" yang banyak orang maksud adalah “hari kasih sayang”
apa sih artinya valentine itu sendiri?
> biarpun ada banyak yang tau,sekedar mengingatkan ajah gw ambil beberapa pengertian valentine itu sendiri yg gw dapet dari oom google..
Valentine Day adalah sebuah tanggal untuk mengenang tokoh Kristen bernama Santa Valentine yang tewas sebagai martir, ia hukum mati dengan cara dipukuli dan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari 270 M oleh Kaisar Romawi yaitu Raja Cladius II (268-270).
terlepas dari arti sebenernya itu apa,yang namanya hari kasih sayang itu enggak mutlak harus tanggal 14 di bulan Februari.kalo sayang sama seseorang yah masa mau nunggu 1 tahun sekali sih [kburu basi dong ah]. mungkin cuma simbol aja kali ya, untuk nyatuin semua perbedaan ygan ada untuk nunjukin betapa sayangnya kita sama seseorang!!
tapi yang pasti yang namanya sayang yah harus ada stiap saat, setiap detik, setiap menit donk [iya gak].bagi yang beruntung yaitu, orang-orang yang sudah mendapatkan orang yang disayang.
tetapi jaga aja rasa sayang yang udah kita dapatkan, malah kalo bisa terus dikembangkan kasi sayangnya itu. tapi kita juga harus inget jangan sampe kita ngelebihin sayang kita sama yg diatas.okeh :)
Sharing Places Science
In This Place you all can get a variety of science..
Jumat, 04 Februari 2011
Gaya Berciuman Berdasarkan Zodiak
Gaya Berciuman Berdasarkan Zodiak. Ternyata bukan cuma masalah kepribadian saja yang bisa ditilik lewat zodiak. Karena yang namanya gaya atau trik berciuman seseorang pun, baik itu yang romantis, hangat atau bahkan kasar sekalipun, bisa diketahui lewat bintangnya.
Penasaran ingin segera mencocokkan bintang dengan gaya berciuman Anda? Simak saja yang berikut ini:
Aries: Orang-orang Aries ternyata memiliki gaya berciuman yang cepat dan penuh dengan nafsu. Tapi sayangnya ciuman dahsyat tersebut biasanya cepat pula selesainya.
Taurus: Berbeda dengan mereka yang berada di bawah naungan Aries, dimana ciuman mereka umumnya berlangsung sangat perlahan, tidak tergesa-gesa, tenang, penuh kemesraan dan berlangsung terus… terus… dan terus.
Gemini: Orang-orang Gemini konon merupakan pribadi yang hangat dan ceria. Tidak heran jika gaya berciuman mereka terkadang diselingi oleh senyuman bahkan juga tawa lebar. Asyiknya, sifat warga Gemini yang terkenal gemar melakukan sesuatu yang baru itu pun dilakukannya dalam melakukan ciuman. Jadi banyak kejutannya!
Cancer: Warga Cancer memang terkenal dengan sikapnya yang hati-hati, agak tertutup dan cenderung ingin selalu dilindungi. Tak heran jika dalam urusan berciuman mereka lebih suka melakukannya dengan lembut, hangat, dan seperti tidak mau lepas saja!
Leo: Orang-orang Leo yang terkenal keras dan tegas ternyata memiliki gaya berciuman yang liar, tanpa malu-malu, bahkan tidak segan-segan untuk menggigit dan mencakar! Pun warga bintang berlambang singa ini ternyata sangat senang jika mendapat pujian dari pasangannya, utamanya pujian atas gairahnya yang luar biasa.
Virgo:Warga Virgo memiliki gaya berciuman yang halus, lembut, rapi, sampai-sampai sang pasangan pun bakal terkesima dibuatnya.
Libra: Gaya berciuman warga Libra konon kurang hangat! Kenapa? Karena mereka pada umumnya terlalu khawatir dengan urusan macam-macam di luar hasrat mereka. Belum lagi, mereka gemar menghela nafas di tengah-tengah ciuman.
Scorpio: Percaya atau tidak, orang-orang di bawah naungan Scorpio rupanya tidak terlalu suka dengan ciuman. Karenanya, jangan kaget apabila dalam sebuah hubungan intim mereka kerap melewatkan aktifitas yang satu itu dan lebih suka langsung menuju sasaran.
Sagitarius: Hmmm.berbahagialah Anda yang berbintang Sagitarius atau pun yang memiliki pasangan dengan bintang ini. Pasalnya, mereka yang berbintang dengan lambang busur panah ini memiliki gaya berciuman yang mengejutkan, spontan, dan menggairahkan. Tak heran jika konon banyak orang yang menanti-nanti ciuman ala si Sagitarius ini.
Capricorn: Ciuman-ciuman yang didaratkan oleh orang-orang berbintang Capricorn kabarnya sangat-sangat romantis. Bahkan saking romantisnya, ciuman ala mereka kerap menjadi obat pembunuh stress.
Aquarius: Sesuai dengan lambangnya, air, warga Aquarius ternyata memiliki ciuman yang basah dan agak serabutan. Selain itu, pada saat ciuman berlangsung mereka umumnya cenderung membuka mata lebar-lebar.
Pisces: Orang-orang dengan bintang berlambang ikan ini memiliki gaya berciuman pandangan mata tajam, penuh nafsu dan gairah, serta wow … berlangsung cukup lama!
Penasaran ingin segera mencocokkan bintang dengan gaya berciuman Anda? Simak saja yang berikut ini:
Aries: Orang-orang Aries ternyata memiliki gaya berciuman yang cepat dan penuh dengan nafsu. Tapi sayangnya ciuman dahsyat tersebut biasanya cepat pula selesainya.
Taurus: Berbeda dengan mereka yang berada di bawah naungan Aries, dimana ciuman mereka umumnya berlangsung sangat perlahan, tidak tergesa-gesa, tenang, penuh kemesraan dan berlangsung terus… terus… dan terus.
Gemini: Orang-orang Gemini konon merupakan pribadi yang hangat dan ceria. Tidak heran jika gaya berciuman mereka terkadang diselingi oleh senyuman bahkan juga tawa lebar. Asyiknya, sifat warga Gemini yang terkenal gemar melakukan sesuatu yang baru itu pun dilakukannya dalam melakukan ciuman. Jadi banyak kejutannya!
Cancer: Warga Cancer memang terkenal dengan sikapnya yang hati-hati, agak tertutup dan cenderung ingin selalu dilindungi. Tak heran jika dalam urusan berciuman mereka lebih suka melakukannya dengan lembut, hangat, dan seperti tidak mau lepas saja!
Leo: Orang-orang Leo yang terkenal keras dan tegas ternyata memiliki gaya berciuman yang liar, tanpa malu-malu, bahkan tidak segan-segan untuk menggigit dan mencakar! Pun warga bintang berlambang singa ini ternyata sangat senang jika mendapat pujian dari pasangannya, utamanya pujian atas gairahnya yang luar biasa.
Virgo:Warga Virgo memiliki gaya berciuman yang halus, lembut, rapi, sampai-sampai sang pasangan pun bakal terkesima dibuatnya.
Libra: Gaya berciuman warga Libra konon kurang hangat! Kenapa? Karena mereka pada umumnya terlalu khawatir dengan urusan macam-macam di luar hasrat mereka. Belum lagi, mereka gemar menghela nafas di tengah-tengah ciuman.
Scorpio: Percaya atau tidak, orang-orang di bawah naungan Scorpio rupanya tidak terlalu suka dengan ciuman. Karenanya, jangan kaget apabila dalam sebuah hubungan intim mereka kerap melewatkan aktifitas yang satu itu dan lebih suka langsung menuju sasaran.
Sagitarius: Hmmm.berbahagialah Anda yang berbintang Sagitarius atau pun yang memiliki pasangan dengan bintang ini. Pasalnya, mereka yang berbintang dengan lambang busur panah ini memiliki gaya berciuman yang mengejutkan, spontan, dan menggairahkan. Tak heran jika konon banyak orang yang menanti-nanti ciuman ala si Sagitarius ini.
Capricorn: Ciuman-ciuman yang didaratkan oleh orang-orang berbintang Capricorn kabarnya sangat-sangat romantis. Bahkan saking romantisnya, ciuman ala mereka kerap menjadi obat pembunuh stress.
Aquarius: Sesuai dengan lambangnya, air, warga Aquarius ternyata memiliki ciuman yang basah dan agak serabutan. Selain itu, pada saat ciuman berlangsung mereka umumnya cenderung membuka mata lebar-lebar.
Pisces: Orang-orang dengan bintang berlambang ikan ini memiliki gaya berciuman pandangan mata tajam, penuh nafsu dan gairah, serta wow … berlangsung cukup lama!
Hikayat Batu Menangis
Alkisah, di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, ibu Darmi bekerja di sawah atau ladang orang lain sebagai buruh upahan.
Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak.
”Nak!Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu.
”Tidak, Bu! Aku tidak mau pergi ke sawah. Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur,” jawab Darmi menolak.
”Apakah kamu tidak kasihan melihat Ibu, Nak?” tanya sang Ibu mengiba.
”Tidak! Ibu saja yang sudah tua bekerja di sawah, karena tidak mungkin lagi ada laki-laki yang tertarik pada wajah Ibu yang sudah keriput itu,” jawab Darmi dengan ketus.
Mendegar jawaban anaknya itu, sang Ibu tidak dapat berkata-kata lagi. Dengan perasaan sedih, ia pun berangkat ke sawah untuk bekerja. Sementara si Darmi tetap saja tinggal di gubuk, terus bersolek untuk mempecantik dirinya. Setelah ibunya pulang dari sawah, Darmi meminta uang upah yang diperoleh Ibunya untuk dibelikan alat-alat kecantikan.
”Bu! Mana uang upahnya itu!” seru Darmi kepada Ibunya.
”Jangan, Nak! Uang ini untuk membeli kebutuhan hidup kita hari ini,” ujar sang Ibu.
”Tapi, Bu! Bedakku sudah habis. Saya harus beli yang baru,” kata Darmi.
”Kamu memang anak tidak tahu diri! Tahunya menghabiskan uang, tapi tidak mau bekerja,” kata sang Ibu kesal.
Meskipun marah, sang Ibu tetap memberikan uang itu kepada Darmi. Keesokan harinya, ketika ibunya pulang dari bekerja, si Darmi meminta lagi uang upah yang diperoleh ibunya untuk membeli alat kecantikannya yang lain. Keadaan demikian terjadi hampir setiap hari.
Pada suatu hari, ketika ibunya hendak ke pasar, Darmi berpesan agar dibelikan sebuah alat kecantikan. Tapi, ibunya tidak tahu alat kecantikan yang dia maksud. Kemudian ibunya mengajaknya ikut ke pasar.
”Kalau begitu, ayo temani Ibu ke pasar!” ajak Ibunya.
”Aku tidak mau pergi ke pasar bersama Ibu!” jawab Darmi menolak ajakan Ibunya.
”Tapi, Ibu tidak tahu alat kecantikan yang kamu maksud itu, Nak!” seru Ibunya.
Namun setelah didesak, Darmi pun bersedia menemani Ibunya ke pasar.
”Aku mau ikut Ibu ke pasar, tapi dengan syarat Ibu harus berjalan di belakangku,” kata Darmi kepada Ibunya.
”Memang kenapa, Nak!” tanya Ibunya penasaran.
”Aku malu kepada orang-orang kampung jika berjalan berdampingan dengan Ibu,” jawab Darmi.
”Kenapa harus malu, Nak? Bukankah aku ini Ibu kandungmu?” tanya sang Ibu.
”Ibu seharusnya berkaca. Lihat wajah Ibu yang sudah keriput dan pakaian ibu sangat kotor itu! Aku malu punya Ibu berantakan seperti itu!” seru Darmi dengan nada merendahkan Ibunya.
Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah mereka ke pasar secara beriringan. Si Darmi berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari berlakang dengan membawa keranjang. Meskipun keduanya ibu dan anak, penampilan mereka kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Sang Anak terlihat cantik dengan pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat tua dengan pakaian yang sangat kotor dan penuh tambalan.
Di tengah perjalanan, Darmi bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya temannya itu.
”Ke pasar!” jawab Darmi dengan pelan.
”Lalu, siapa orang di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya lagi temannya sambil menunjuk orang tua yang membawa keranjang.
”Tentu saja bukan ibuku! Dia adalah pembantuku,” jawab Darmi dengan nada sinis.
Laksana disambar petir orang tua itu mendengar ucapan putrinya. Tapi dia hanya terdiam sambil menahan rasa sedih. Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan menuju ke pasar. Tidak berapa lama berjalan, mereka bertemu lagi dengan seseorang.
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya orang itu.
”Hendak ke pasar,” jawab Darmi singkat.
”Siapa yang di belakangmu itu?” tanya lagi orang itu.
”Dia pembantuku,” jawab Darmi mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Jawaban yang dilontarkan Darmi itu membuat hati ibunya semakin sedih. Tapi, sang Ibu masih kuat menahan rasa sedihnya. Begitulah yang terjadi terus-menerus selama dalam perjalanan menuju ke pasar. Akhirnya, sang Ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan.
”Bu! Kenapa berhenti?” tanya Darmi heran.
Beberapa kali Darmi bertanya, namun sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaannya. Sesaat kemudian, Darmi melihat mulut ibunya komat-komit sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.
”Hei, Ibu sedang apa?” tanya Darmi dengan nada membentak.
Sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaan anaknya. Ia tetap berdoa kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu.
”Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!” doa sang Ibu.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan suara guntur bergemuruh memekakkan telinga. Hujan deras pun turun. Pelan-pelan, kaki Darmi berubah menjadi batu. Darmi pun mulai panik.
”Ibu...! Ibu... ! Apa yang terjadi dengan kakiku, Bu?” tanya Darmi sambil berteriak.
”Maafkan Darmi! Maafkan Darmi, Bu! Darmi tidak akan mengulanginya lagi, Bu!” seru Darmi semakin panik.
Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi dihindari. Perlahan-lahan, seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari kaki, badan, hingga ke kepala. Gadis durhaka itu hanya bisa menangis dan menangis menyesali perbuatannya. Sebelum kepala anaknya berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air menetes dari kedua mata anaknya. Semua orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca pun kembali terang seperti sedia kala. Seluruh tubuh Darmi telah menjelma menjadi batu. Batu itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan bersandar ke tebing. Oleh masyarakat setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis. Batu itu masih tetap dipelihara dengan baik, sehingga masih dapat kita saksikan hingga sekarang.
Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak.
”Nak!Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu.
”Tidak, Bu! Aku tidak mau pergi ke sawah. Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur,” jawab Darmi menolak.
”Apakah kamu tidak kasihan melihat Ibu, Nak?” tanya sang Ibu mengiba.
”Tidak! Ibu saja yang sudah tua bekerja di sawah, karena tidak mungkin lagi ada laki-laki yang tertarik pada wajah Ibu yang sudah keriput itu,” jawab Darmi dengan ketus.
Mendegar jawaban anaknya itu, sang Ibu tidak dapat berkata-kata lagi. Dengan perasaan sedih, ia pun berangkat ke sawah untuk bekerja. Sementara si Darmi tetap saja tinggal di gubuk, terus bersolek untuk mempecantik dirinya. Setelah ibunya pulang dari sawah, Darmi meminta uang upah yang diperoleh Ibunya untuk dibelikan alat-alat kecantikan.
”Bu! Mana uang upahnya itu!” seru Darmi kepada Ibunya.
”Jangan, Nak! Uang ini untuk membeli kebutuhan hidup kita hari ini,” ujar sang Ibu.
”Tapi, Bu! Bedakku sudah habis. Saya harus beli yang baru,” kata Darmi.
”Kamu memang anak tidak tahu diri! Tahunya menghabiskan uang, tapi tidak mau bekerja,” kata sang Ibu kesal.
Meskipun marah, sang Ibu tetap memberikan uang itu kepada Darmi. Keesokan harinya, ketika ibunya pulang dari bekerja, si Darmi meminta lagi uang upah yang diperoleh ibunya untuk membeli alat kecantikannya yang lain. Keadaan demikian terjadi hampir setiap hari.
Pada suatu hari, ketika ibunya hendak ke pasar, Darmi berpesan agar dibelikan sebuah alat kecantikan. Tapi, ibunya tidak tahu alat kecantikan yang dia maksud. Kemudian ibunya mengajaknya ikut ke pasar.
”Kalau begitu, ayo temani Ibu ke pasar!” ajak Ibunya.
”Aku tidak mau pergi ke pasar bersama Ibu!” jawab Darmi menolak ajakan Ibunya.
”Tapi, Ibu tidak tahu alat kecantikan yang kamu maksud itu, Nak!” seru Ibunya.
Namun setelah didesak, Darmi pun bersedia menemani Ibunya ke pasar.
”Aku mau ikut Ibu ke pasar, tapi dengan syarat Ibu harus berjalan di belakangku,” kata Darmi kepada Ibunya.
”Memang kenapa, Nak!” tanya Ibunya penasaran.
”Aku malu kepada orang-orang kampung jika berjalan berdampingan dengan Ibu,” jawab Darmi.
”Kenapa harus malu, Nak? Bukankah aku ini Ibu kandungmu?” tanya sang Ibu.
”Ibu seharusnya berkaca. Lihat wajah Ibu yang sudah keriput dan pakaian ibu sangat kotor itu! Aku malu punya Ibu berantakan seperti itu!” seru Darmi dengan nada merendahkan Ibunya.
Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah mereka ke pasar secara beriringan. Si Darmi berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari berlakang dengan membawa keranjang. Meskipun keduanya ibu dan anak, penampilan mereka kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Sang Anak terlihat cantik dengan pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat tua dengan pakaian yang sangat kotor dan penuh tambalan.
Di tengah perjalanan, Darmi bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya temannya itu.
”Ke pasar!” jawab Darmi dengan pelan.
”Lalu, siapa orang di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya lagi temannya sambil menunjuk orang tua yang membawa keranjang.
”Tentu saja bukan ibuku! Dia adalah pembantuku,” jawab Darmi dengan nada sinis.
Laksana disambar petir orang tua itu mendengar ucapan putrinya. Tapi dia hanya terdiam sambil menahan rasa sedih. Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan menuju ke pasar. Tidak berapa lama berjalan, mereka bertemu lagi dengan seseorang.
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya orang itu.
”Hendak ke pasar,” jawab Darmi singkat.
”Siapa yang di belakangmu itu?” tanya lagi orang itu.
”Dia pembantuku,” jawab Darmi mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
Jawaban yang dilontarkan Darmi itu membuat hati ibunya semakin sedih. Tapi, sang Ibu masih kuat menahan rasa sedihnya. Begitulah yang terjadi terus-menerus selama dalam perjalanan menuju ke pasar. Akhirnya, sang Ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan.
”Bu! Kenapa berhenti?” tanya Darmi heran.
Beberapa kali Darmi bertanya, namun sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaannya. Sesaat kemudian, Darmi melihat mulut ibunya komat-komit sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.
”Hei, Ibu sedang apa?” tanya Darmi dengan nada membentak.
Sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaan anaknya. Ia tetap berdoa kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu.
”Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!” doa sang Ibu.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan suara guntur bergemuruh memekakkan telinga. Hujan deras pun turun. Pelan-pelan, kaki Darmi berubah menjadi batu. Darmi pun mulai panik.
”Ibu...! Ibu... ! Apa yang terjadi dengan kakiku, Bu?” tanya Darmi sambil berteriak.
”Maafkan Darmi! Maafkan Darmi, Bu! Darmi tidak akan mengulanginya lagi, Bu!” seru Darmi semakin panik.
Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi dihindari. Perlahan-lahan, seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari kaki, badan, hingga ke kepala. Gadis durhaka itu hanya bisa menangis dan menangis menyesali perbuatannya. Sebelum kepala anaknya berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air menetes dari kedua mata anaknya. Semua orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca pun kembali terang seperti sedia kala. Seluruh tubuh Darmi telah menjelma menjadi batu. Batu itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan bersandar ke tebing. Oleh masyarakat setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis. Batu itu masih tetap dipelihara dengan baik, sehingga masih dapat kita saksikan hingga sekarang.
Hikayat Nakhoda Muda
Hikayat ini tergolong dalam sastera zaman peralihan kerana masih
terdapat unsur Hindu digandingkan dengan unsur Islam.Permulaan hikayat ini
dimulai dengan Bismillahhirrahmanirrahim dan ditamatkan dengan meyebut
tahun Hijrah Nabi Muhammad s.a.w. serta perkataan Arab Taslim
kathiran,menyebut hal yang berlaku ialah kehendak Allah dan mengagumi
terdapat unsur Hindu digandingkan dengan unsur Islam.Permulaan hikayat ini
dimulai dengan Bismillahhirrahmanirrahim dan ditamatkan dengan meyebut
tahun Hijrah Nabi Muhammad s.a.w. serta perkataan Arab Taslim
kathiran,menyebut hal yang berlaku ialah kehendak Allah dan mengagumi
kebesaran Allah.
Petikan diambil dari Hikayat Nakhoda Muda,halaman 10
sehingga 11.
“.Syahadan kata sahibulhikayat maka tersebutlah perkataan Tuan Puteri Rakna Kemala
sepeninggal kakanda baginda itu sudah belayar / maka tuan puteri menangis juga
kerjanya sangatlah baginda bercintakan saudaranya itu kerana sudah tujuh tahun lamanya
belum juga baginda kembali pulang ke negeri baginda.Maka tuan puteri pun menyuruh
memanggil Perdana Menteri;itu pun datanglah maka segera ditegur oleh tuan puteri
seraya kata baginda “silakanlah duduk mamanda Perdana Menteri .”Seraya baginda
memberi puan sirih kepada Perdana Menteri,kata baginda,”Silakanlah sirih mamanda
.”Syahadan maka segeralah disambut oleh Perdana Menteri lalu dimakannya.Sebermula
maka kata tuan puteri,”Hai mamanda,betapalah gerangan halnya kakanda itu maka belum
juga baginda dating kerana janjinya tiadakan lama.Baiklah mamanda menyuruh orang
kerjanya sangatlah baginda bercintakan saudaranya itu kerana sudah tujuh tahun lamanya
belum juga baginda kembali pulang ke negeri baginda.Maka tuan puteri pun menyuruh
memanggil Perdana Menteri;itu pun datanglah maka segera ditegur oleh tuan puteri
seraya kata baginda “silakanlah duduk mamanda Perdana Menteri .”Seraya baginda
memberi puan sirih kepada Perdana Menteri,kata baginda,”Silakanlah sirih mamanda
.”Syahadan maka segeralah disambut oleh Perdana Menteri lalu dimakannya.Sebermula
maka kata tuan puteri,”Hai mamanda,betapalah gerangan halnya kakanda itu maka belum
juga baginda dating kerana janjinya tiadakan lama.Baiklah mamanda menyuruh orang
perbaiki sebuah bahtera kerana beta hendak pergi mencari kakanda itu,apa gerangan
sebabnya maka baginda belum juga kembali dan betapakah halnya di dalam negeri orang
sekarang.Maka khabarnya pun tiada.Entah mati gerangan baginda atau karamkah di
dalam laut gerangan siapa tahu akan hal yang demikian itu;maka tiadalah baginda
kembali-kembali lagi.”
sebabnya maka baginda belum juga kembali dan betapakah halnya di dalam negeri orang
sekarang.Maka khabarnya pun tiada.Entah mati gerangan baginda atau karamkah di
dalam laut gerangan siapa tahu akan hal yang demikian itu;maka tiadalah baginda
kembali-kembali lagi.”
Kamis, 27 Januari 2011
Macam-Macam Nama Batuan (Beku dalam, Beku luar, Sediment, Metamorf) 28-01-2011
Batuan Beku Dalam:
1. Jenis Batuan : Batuan beku dalam(intermediet)
Nama Batuan : Diorit
Warna : Coklat bercak hitam
2. Jenis Batuan : Batuan beku dalam(basa)
Nama Batuan : Dunit
Warna : Coklat keabuan
3. Jenis Batuan : Batuan beku dalam(asam)
Nama Batuan : Granit
Warna : Putih kebuan
4. Jenis Batuan : Batuan beku dalam(intermediet)
Nama Batuan : Granodiorit
Warna : Putih kecoklatan
5. Jenis Batuan : Batuan beku dalam(asam)
Nama Batuan : Sienit
Warna : Abu-abu bercak hitam
Batuan Beku Luar:
1. Jenis Batuan : Batuan beku luar(basa)
Nama Batuan : Basalt
Warna : Hitam
2. Jenis Batuan : Batuan beku luar(basa)
Nama Batuan : Diabase
Warna : Abu abu
3. Jenis Batuan : Batuan beku luar(intermediet)
Nama Batuan : Andesit
Warna : Hitam bercak putih
4. Jenis Batuan : Batuan beku luar(asam)
Nama Batuan : Zeolit
Warna : Coklat
Batuan Beku :
1. Jenis Batuan : Batuan beku korok (gang)/(asam)
Nama Batuan : Aplit
Warna : Abu-abu
Batuan Sediment :
1. Jenis Batuan : Batuan Sediment Aquatis
Nama Batuan : Gabro
Warna : Coklat
2. Jenis Batuan : Batuan Sediment Aeolis
Nama Batuan : (Batuan yang terjadi akibat endapan oleh angin)
Warna : Putih
3. Jenis Batuan : Batuan Sediment Glasial
Nama Batuan : Batu Pasir
Warna : Putih
4. Jenis Batuan : Batuan Marine
Nama Batuan : Batu Garam
Warna : Merah
5. Jenis Batuan : Batuan Sediment Limnis
Nama Batuan : Fleedspar (batuan yang diendapkan di danau)
Warna :
6. Jenis Batuan : Batuan Sediment Fluvial
Nama Batuan : Tufa(batuan yang diendapkan di sungai)
Warna :
7. Jenis Batuan : Batuan Sediment Teristis
Nama Batuan : Alluvium (Batuan Sedimen Teristis : batuan yang diendapkan di darat)
Warna :
8. Jenis Batuan : Batuan Sediment Mekanik
Nama Batuan : konglomerat
Warna : Kekuningan
9. Jenis Batuan : Batuan Sediment Mekanik
Nama Batuan : breksi
Warna : Abu-abu
10. Jenis Batuan : Batuan Sediment Mekanik
Nama Batuan : serpih
Warna : Putih
11. Jenis Batuan : Batuan Sediment Mekanik
Nama Batuan : batu lempung
Warna : Putih Abu-abu
12. Jenis Batuan : Batuan Sediment Kimia
Nama Batuan : evaporit
Warna : Putih
13. Jenis Batuan : Batuan Sediment Kimia
Nama Batuan : halit
Warna : Bening
14. Jenis Batuan : Batuan Sediment Kimia
Nama Batuan : gips
Warna : Keputihan
15. Jenis Batuan : Batuan Sediment Organik
Nama Batuan : batugamping
Warna : Coklat Putih
16. Jenis Batuan : Batuan Sediment Organik
Nama Batuan : Batu Bara
Warna :
Batuan Metamorf
1. Jenis Batuan : Batuan Metamorf Kontak
Nama Batuan : Marmer
Warna : Putih
2. Jenis Batuan : Batuan Metamorf Kontak
Nama Batuan : Kuarsa
Warna :
3. Jenis Batuan : Batuan Metamorf Dinamo
Nama Batuan : Batu sabak
Warna :
4. Jenis Batuan : Batuan Metamorf Dinamo
Nama Batuan : Sekis Mika
Warna : Coklat
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
Tentang Gue
- Delta.11.07.09
- aku seneng sama apa yang udah aq dapet meskipun menurut orang itu byasa ja. tapi semuanya itu berharga x buat aq. karena aq bener2 usaha bwt dapetin itu dan ternyata.berhasil allhamdulilllah bersakit2 dahulu bersenang2 kemudian peribahasa itu penting x bwt aq..
Kuliah Di Politeknik Negeri Batam...
Search this Blog
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.